Kamis, 23 April 2015

Fenomena Pengemis dan ketidakpedulian Masyarakat

Malang (24/04) Saat ini terlalu banyaknya pengemis yang telah berlalu-lalang di depan kita. Entah itu dijalan, di pinggiran pintu masuk gang, atau bahkan di depan perpustakaan kampus. Bukanakah ini sudah terlanjur melawati batas? bukankah ini terlalu mengganggu? ketika kita hendak bersantai bersama kawan-kawan untuk mengerjakan tugas, eh ternyata didepan kita terlanjur ada pengemis yang meminta-minta. Rasanya tidak tega ketika kita yang berkecukupan tidak memberikan secuil harta yang bagi mereka sangat berarti untuk kehidupan mereka. Kesenjangan ekonomi dewasa ini telah membuat kondisi perekonomian keluarga kecil mereka terpuruk terlalu dalam, perkiraan awal kita selalu saja begitu. Namun, belakangan ini malah banyak berita berhembus terlalu kencang mengenai kaum pengemis yang pura-pura berdandan ala 'orang takpunya' malah meminum minuman dari tempat minum yang notabene mahal. Seperti Tupperware. Nah, jika nyatanya seperti itu pasti ada secuil penyesalan dalam dirikita yang terlajur memberikan uang yang pada dasarnya uang itu belum mampu kita cari sendiri. yaa walaupun dalam kehidupan bersosial itu kita diajarkan untuk tolong-menolong sesama manusia, namun untuk apa? jika mereka lebih pintar membodohi kita dengan gaya lugu mereka, pakaian compang-camping yang kesehariannya sebagai kostum aksi mereka untuk meminta belas kasihan kita? sedangkan disisi lain kita perlu menghemat uang untuk keperluan sehari-hari di perantauan, khususnya kaum mahasiswa yang sedang berkuliah di malang. Malang adalah kota yang hampir sama dengan Jakarta, metropolitan walau solidaritas orang malang itu lebih banyak daripada di Jakarta. 
Yup, itulah secuil opini saya sebagai mahasiswa yang melihat maraknya kaum berduit yang berkostum pengemis. Semoga ini menjadi hikmah untuk kalian semua. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar